Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Kurikulum Deep Learning beserta Contohnya



Pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun peradaban yang maju dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan juga harus terus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan generasi masa depan. Salah satu terobosan terbaru dalam dunia pendidikan adalah penggantian Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deep Learning. Gagasan ini diusulkan oleh Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), sebagai upaya untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa.

Artikel ini akan membahas secara detail tentang Kurikulum Deep Learning, mulai dari pengertian, tujuan, tiga pilar utamanya, hingga contoh penerapannya dalam dunia pendidikan. Dengan referensi dari sumber terpercaya, kami akan mengulas bagaimana Kurikulum Deep Learning dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan pendidikan di era digital.

Apa Itu Kurikulum Deep Learning?

Kurikulum Deep Learning adalah sistem pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan yang lebih mendalam dan holistik. Berbeda dengan kurikulum konvensional yang seringkali berfokus pada hafalan dan penguasaan materi secara superficial, Kurikulum Deep Learning menekankan pada pemahaman konseptual, berpikir kritis, eksplorasi, dan partisipasi aktif siswa.

Menurut buku Pengantar Dasar Deep Learning karya Rometdo Muzawi, M.Kom., CEH., CCNA (2024:29), deep learning sebenarnya adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) dan machine learning yang memanfaatkan neural network multiple layer untuk menyelesaikan tugas dengan ketepatan tinggi. Konsep ini kemudian diadaptasi ke dalam dunia pendidikan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Tujuan Kurikulum Deep Learning

Tujuan utama dari Kurikulum Deep Learning adalah memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tujuan spesifik dari Kurikulum Deep Learning antara lain:

Meningkatkan Pemahaman Konseptual: Siswa diajak untuk memahami materi secara mendalam, bukan sekadar menghafal.

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Siswa dilatih untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi dari masalah yang dihadapi.

Mendorong Partisipasi Aktif: Siswa menjadi subjek pembelajaran yang aktif, bukan hanya penerima informasi pasif.

Menghubungkan Pembelajaran dengan Kehidupan Nyata: Materi pelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan relevansi dan motivasi belajar.

Tiga Pilar Utama Kurikulum Deep Learning

Kurikulum Deep Learning didukung oleh tiga pilar utama yang menjadi fondasi dalam pelaksanaannya. Ketiga pilar tersebut adalah Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Berikut penjelasan detailnya:

1. Mindful Learning: Pembelajaran yang Sadar dan Terfokus

Mindful Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada kesadaran dan fokus siswa dalam proses belajar. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memahami materi dengan cara yang lebih mendalam dan personal.

Contoh Penerapan:

  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan bereksperimen dengan materi yang dipelajari.
  • Siswa diajak untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana materi tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pembelajaran sains tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik dan eksperimen yang melibatkan siswa secara aktif.

2. Meaningful Learning: Pembelajaran yang Bermakna

Meaningful Learning bertujuan untuk membuat siswa memahami alasan di balik setiap materi yang dipelajari. Dengan memahami konteks dan manfaat dari suatu pengetahuan, siswa diharapkan dapat lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar.

Contoh Penerapan:

  1. Guru menjelaskan manfaat konsep matematika dalam pengelolaan keuangan atau logistik.
  2. Siswa diajak untuk memecahkan masalah nyata menggunakan konsep yang telah dipelajari.
  3. Pembelajaran sejarah tidak hanya berfokus pada tanggal dan peristiwa, tetapi juga pada nilai-nilai dan pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut.

3. Joyful Learning: Pembelajaran yang Menyenangkan

Joyful Learning berfokus pada menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan bagi siswa. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya merasa senang selama proses belajar, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang mendalam.

Contoh Penerapan:

  • Guru mengadakan simulasi atau permainan edukatif untuk mempelajari konsep-konsep tertentu.
  • Siswa diajak untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam proyek-proyek kreatif.
  • Pembelajaran bahasa dilakukan melalui kegiatan storytelling atau drama yang melibatkan siswa secara aktif.

Contoh Penerapan Kurikulum Deep Learning di Sekolah

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana Kurikulum Deep Learning dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran:

Pelajaran Sains:

  • Siswa diajak untuk melakukan eksperimen sederhana, seperti menanam tanaman atau membuat rangkaian listrik.
  • Guru menjelaskan bagaimana konsep sains dapat diaplikasikan dalam teknologi sehari-hari, seperti penggunaan energi terbarukan.

Pelajaran Matematika:

  • Siswa diajak untuk memecahkan masalah nyata, seperti menghitung anggaran belanja atau merencanakan proyek bisnis kecil.
  • Guru menggunakan alat peraga atau aplikasi digital untuk membuat pembelajaran lebih interaktif.

Pelajaran Sejarah:

  • Siswa diajak untuk melakukan simulasi peristiwa sejarah, seperti sidang BPUPKI atau proklamasi kemerdekaan.
  • Guru menjelaskan nilai-nilai yang dapat diambil dari peristiwa sejarah, seperti semangat persatuan dan kerja sama.

Pelajaran Bahasa:

  • Siswa diajak untuk membuat cerita atau puisi berdasarkan tema tertentu.
  • Guru menggunakan media seperti video atau podcast untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan mendengarkan.

Manfaat Kurikulum Deep Learning

  • Kurikulum Deep Learning menawarkan berbagai manfaat bagi siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
  • Meningkatkan Pemahaman Siswa: Siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi juga memahami konsep secara mendalam.
  • Mengembangkan Keterampilan Abad 21: Siswa dilatih untuk berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkreasi.
  • Meningkatkan Motivasi Belajar: Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
  • Mempersiapkan Siswa untuk Masa Depan: Kurikulum ini membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan di era digital dan globalisasi.

Tantangan dalam Implementasi Kurikulum Deep Learning

Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi Kurikulum Deep Learning juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

Kesiapan Guru: Guru perlu dibekali dengan pelatihan dan sumber daya yang memadai untuk menerapkan pendekatan ini.

Infrastruktur Pendidikan: Sekolah perlu menyediakan fasilitas dan teknologi yang mendukung pembelajaran yang lebih interaktif.

Evaluasi Pembelajaran: Sistem evaluasi perlu disesuaikan untuk mengukur pemahaman mendalam siswa, bukan hanya kemampuan menghafal.

Kesimpulan

Kurikulum Deep Learning adalah terobosan baru dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Dengan tiga pilar utamanya, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, kurikulum ini diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai pengetahuan sekaligus mengembangkan keterampilan abad 21.

Meskipun menghadapi beberapa tantangan, implementasi Kurikulum Deep Learning dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan pendidikan di era digital. Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, guru, dan orang tua, Kurikulum Deep Learning dapat membawa transformasi positif dalam dunia pendidikan Indonesia.

Referensi:

Muzawi, Rometdo. (2024). Pengantar Dasar Deep Learning. Jakarta: Penerbit Edukasi.

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. (2024). Panduan Implementasi Kurikulum Deep Learning. Jakarta: Kemendikdasmen.

Sumber online terpercaya seperti Kompas.com, Detik.com, dan Tirto.id. (ALF)